Sama pentingnya dengan lampu depan yang berfungsi menerangi jalan, lampu belakang atau lampu rem juga memiliki peranan penting pada sepeda motor. Fungsinya adalah sebagai alat komunikasi dengan pengendara lain di belakang.

Ketika pengendara sepeda motor melakukan pengereman dengan menarik atau menginjak tuas rem, maka lampu rem akan menyala sehingga pengendara di belakang mengetahui bahwa kendaraan di depannya sedang melakukan mengerem atau berhenti mendadak ketika ada situasi bahaya.

Ada 2 jenis lampu rem yang digunakan pada sepeda motor, diantaranya model lampu LED dan bola lampu bohlam biasa. Walaupun saat ini produk terbaru Honda sudah menggunakan lampu LED, tapi lampu rem yang pakai bola lampu atau bohlam juga masih banyak digunakan.

Kendala yang sering dihadapi oleh pemilik sepeda motor yang masih menggunakan lampu rem adalah bola lampu yang sering mati atau putus. Sebenarnya kendala tersebut bisa dihindari tapi kebanyakan melakukan beberapa kebiasaan pengendara itu sendiri.

Berikut ini adalah beberapa penyebab sering terjadinya lampu rem putus, diantaranya :

1. Kebiasaan menekan tuas rem saat berkendara

Merupakan faktor kebiasaan sebagian pengendara yang sering menekan tuas rem baik rem depan maupun belakang. Karena tanpa disadari, bisa saja tuas rem sedikit tertarik yang membuat aliran listrik terhubung ke lampu rem sehingga lampu rem terus menyala. Hal ini juga tentunya akan berdampak pada umur pakai lampu rem tersebut.

Ketika berkendara, usahakan jari tangan tidak terus menempel atau terkait di tuas rem.  Selain bisa membuat lampu rem bekerja terus menerus, kondisi tersebut juga bisa menimbulkan salah komunikasi dengan pengendara di belakang.

2. Sering ngebut di jalan rusak

Ketika sepeda motor melintasi jalan rusak dengan kecepatan cukup tinggi, getaran yang ditimbulkan akan semakin tinggi. Getaran tersebut sangat berpotensi membuat susunan komponen kelistrikan rusak atau sambungan antar komponen menjadi kendur, hal ini jika sering dilakukan tentunya akan mempercepat kerusakan pada komponen kelistrikan, khususnya filamen lampu.

3. Menggunakan lampu rem yang bukan Honda Genuine Part

Banyaknya spare part abal-abal dengan banderol harga yang miring memang menggoda konsumen, tapi tentunya dengan kualitas yang belum terjamin bahkan diantaranya memiliki kualitas yang buruk sehingga jangan heran jika memiliki usia pakai yang pendek.

4. Menggunakan lampu rem yang tidak standar

Lampu rem yang dijual juga banyak yang tidak memiliki ukuran watt atau kapasitas yang tidak standar. Pada pemakaian jangka panjang, bola lampu dengan watt lebih besar bisa berdampak pada rusaknya komponen kelistrikan lainnya, misal battery cepat drop. 

Penyebab lain bola lampu rem yang sering putus bisa karena usia pakai, gangguan tegangan listrik atau akibat kerusakan pada area rumah lampu dan juga sistem kelistrikan.

"Menjadi satu kewajiban bagi setiap pemilik sepeda motor untuk selalu melakukan pemeriksaan dan perawatan lampu remnya demi terciptanya keselamatan berkendara di jalan raya. Dengan demikian, potensi terjadinya kecelakaan tertabrak dari belakang bisa dihindari" ungkap Ade Roham, selaku Sub Department Technical Service PT Daya Adicipta Motora (DAM).

Dan karena pentingnya fungsi lampu rem, maka disarankan untuk pengendara selalu merawat dan melakukan pemeriksaan rutin komponen kelistrikan sepeda motor salah satunya bola lampu rem. "Gunakan lampu orisinil dari Honda Genuine Part dengan kualitas yang sudah terjamin sehingga usia pakainya bisa lebih panjang" tutupnya.