Ban atau roda merupakan komponen penting pada sepeda motor. Ban berperan untuk menopang berat kendaraan dan penumpangnya, sekaligus membatu kinerja shockbreaker untuk menahan getaran atau goncangan efek dari permukaan jalan. Ban juga menjadi satu-satunya komponen yang bersentuhan langsung dengan aspal untuk menyalurkan tenaga dari mesin sehingga sepeda motor bisa bergerak dan bisa digunakan berkendara.

Karena pentingnya komponen ini, tentunya ban harus dalam kondisi prima dan menjadi salah satu komponen fast moving atau yang harus sering mendapat perawatan dan pergantian. Itu karena jika ban dalam kondisi tidak baik, seperti gundul atau aus, ban retak atau juga terdapat bekas tambalan tentunya mempengaruhi keamanan dan kenyamanan berkendara.

Sebelum berangkat berkendara, harus selalu pastikan ban dalam kondisi baik. Baik permukaan fisik seperti ketebalan kembang ban dan juga tekanan ban juga harus tepat, tidak terlalu keras dan juga tidak kurang angin atau ban dalam kondisi kempes.

Tekanan ban pada setiap sepeda motor tentunya berbeda-beda, untuk sepeda motor tipe matic tekanan yang tepat adalah 29 psi (sendirian dan berboncengan) untuk ban depan dan ban belakang: 33 psi (sendirian), 36 psi (berboncengan).

Sedangkan untuk sepeda motor tipe bebek tekanan ban depan yang tepat rata-rata berada di kisaran 29 psi (sendirian), 30 psi (berboncengan) dan ban belakang: 31 psi (sendirian), 33 psi (berboncengan). Beda lagi untuk sepeda motor tipe motor sport, tekanan ban depan 32 psi (sendirian), 34 psi (berboncengan) dan ban belakang: 39 psi (sendirian), 41 psi (berboncengan).

Satu lagi yang harus diperhatikan adalah, waktu yang tepat untuk mengecek tekanan ban adalah saat ban dalam kondisi dingin, seperti di pagi hari atau ketika sepeda motor belum digunakan.

Terdapat beberapa resiko dan potensi bahaya yang terjadi jika pengendara nekad memaksa mengendarai sepeda motor yang menggunakan ban dengan tekanan yang kurang angin atau kempes, diantaranya.

1. Motor kurang bertenaga dan boros

Ban yang dalam kondisi prima memiliki kinerja traksi yang baik, sehingga tenaga dari mesin dapat tersalurkan dengan baik. Jika ban dalam kondisi aus atau gundul tentunya akan mengurangi kinerja tersebut.

Bahkan jika dibiarkan ban dalam kondisi kempes atau kurang tekanan angin, efek lainnya akan menyebabkan konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros.

2. Ban licin

Karena hilangnya traksi pada ban yang kurang tekanan, maka efek yang paling bisa dirasakan para pengendara ketika berkendara adalah ban yang licin. Bukan hanya saat dalam kondisi hujan atau permukaan jalan yang basah, ban yang gundul juga menyebabkan kinerja ban akan menjadi licin ketika pada saat lintasan/aspal dalam kondisi kering.

3. Motor tidak stabil

Efek lainnya dari penggunaan ban gundul adalah kendali sepeda motor menjadi tidak stabil dan bergetar, susah belok dan juga efek yang paling fatal adalah sepeda motor menjadi oleng dan susah dikendalikan.

4. Rem tidak pakem

Jika sistem pengereman dalam kondisi baik tapi kinerja rem tidak optimal seperti jarak pengereman yang panjang dan tidak efektif menghentikan kendaraan, salah satu penyebabnya adalah ban yang memiliki tekanan yang kurang tepat. Tentunya ini menyebabkan resiko kecelakaan yang lebih tinggi dan sangat berbahaya.

5. Kerusakan pada Ban dan komponen lainnya

Dan yang paling fatal jika nekad menggunakan ban yang dalam keadaan kempes adalah berpotensi rusak seperti pecah karena tekanan berlebih atau lebih mudah terkena duri tajam seperti paku atau pecahan kaca karena ketebalan ban yang sudah sangat menipis.

Jika ban pecah dalam kondisi statis atau diam tentunya masih bisa diantisipasi, namun jika ban pecah saat digunakan berkendara tentu berpotensi menyebabkan kecelakaan juga bisa merembet pada kerusakan komponen lainnya seperti pada velg dan shockbreaker.

Selain ban kempes, Pengendara juga harus menghindari penggunaan ban yang sudah aus atau Ban Gundul. Ban gundul bisa ditandai dengan sudah tidak adanya kembang atau alur pada permukaan ban, bahkan pada kondisi yang sudah parah bisa terlihat benang nylon yang menjadi tanda jika kondisi ban sudah sangat tipis dan tidak layak untuk digunakan sehingga sudah seharusnya diganti dengan yang baru.

Ciri lain untuk mengidintifikasi ban yang sudah saatnya diganti bisa dilihat pada Tread Wear Indicators (TWI) yang merupakan indikator batas ketebalan tapakan ban. TWI ditandai dengan benjolan kecil yang dapat ditemui di celah kembangan ban. Jika ketebalan tapakan ban sudah sangat dekat atau bahkan sejajar dengan benjolan TWI, itu artinya ban harus segara diganti. Posisi benjolan TWI dapat dilihat dengan menarik garis lurus ke bagian tapakan dari tanda segi tiga yang ada di sisi ban.

Jangan lupa juga untuk membawa sepeda motor Honda ke bengkel AHASS terdekat untuk melakukan pemeriksaan dan pergantian komponen ban, sekaligus untuk memastikan performa sepeda motor selalu dalam kondisi prima. Gunakan layanan kunjung dan booking servis untuk layanan bebas antri.