Salah satu faktor yang membuat sepeda motor nyaman digunakan selain kursi jok yang empuk adalah shockbreaker yang dalam kondisi prima dan mampu menahan getaran, hentakan dan goncangan dengan baik. Shockbreaker dalam kondisi normal juga akan membuat kendaraan lebih stabil ketika dikendarai.

Ade Rohman selaku Sub Departement Head Technical Service PT Daya Adicipta Motora mengatakan shockbreaker memiliki fungsi penting untuk meredam getaran saat melewati jalan berbatu, jalan tidak rata atau rusak, hingga tanjakan. “Fungsi lainnya juga untuk memberikan kenyamanan dan kestabilan saat berkendara dalam segala kondisi baik itu jalan pelan, cepat, bahkan ketika bermanuver,” ujarnya.

Shockbreaker juga memiliki tugas menopang bukan hanya berat dari kendaraan tersebut tapi juga pengendara dan bahkan penumpang saat dikemudikan. Maka seiring waktu penggunaanya, shockbreaker memiliki usia pakai yang terbatas dan juga terdapat beberapa kendala dan kerusakan.

Shockbreaker yang rusak ternyata membuat kendaraan jadi tidak nyaman dikendarai, dan bahkan jika dibiarkan berpotensi menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan.

Untuk itu pengendara bisa mengetahui shockbreaker mengalami kerusakan ketika memiliki tanda-tanda berikut, diantaranya

Shockbreaker keras

Suspensi keras akan membuat sepeda motor akan sangat tidak terasa nyaman. Terdapat getaran berlebih akibat tidak bisa meredam gerakan naik turun yang menyesuaikan permukaan jalan, suspensi tidak bisa meredam hentakan dengan baik dan yang memiliki potensi bahaya adalah terjadi gejala oleng dan tidak stabil saat melakukan manuver atau ketika berbelok.

Beberapa faktor penyebab suspensi depan keras, diantaranya.

  • Pengisian oli suspensi yang tidak sesuai takaran dan tidak sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.
  • Penyumbatan dibagian jalur oli dibagian dalam bottom atau tabung suspensi depan.
  • Beberapa komponen mengalami kerusakan, seperti batang suspensi yang bengkok dan kerusakan pada seal.

Shockbreaker terlalu empuk

Bukan hanya keras, terkadang shockbreaker yang justru terlalu empuk juga merupakan tanda sebuah kerusakan. Shockbreaker yang terlalu empuk ketika dibawa dalam kecepatan tinggi motor terasa tidak stabil dan limbung. Dan bahkan ketika melewati jalan berlumbang akan terjadi gejala bottoming dan benturan bagian dalam suspensi yang menandakan suspensi tidak mampu meredam hentakan.

Beberapa penyebabnya, diantaranya komponen bagian dalam suspensi depan seperti pegas yang sudah melemah atau bisa juga karena kehabisan oli.

Kebocoran oli

Didalam shockbreaker terdapat cairan atau oli yang memiliki fungsi sebagai pelumas komponan bagian dalam shocbreaker juga sekaligus media suspensi tekanan supaya bisa meredam getaran dan hentakan dengan baik. Jika cairan pelumas ini hilang, maka shockbreaker tidak akan bekerja dengan optimal.

Kerusakan ini bisa ditandai dengan terdapat cairan yang keluar dari bagian shockbreaker, yang jika sudah lama dibiarkan bagian tersebut akan menghitam karena menyatu dengan debu dan lumpur sehingga membuatnya terlihat kotor dan berminyak.

Salah satu penyebab kebocoran oli shockbreaker biasanya akibat kebocoran dibagian seal, jalur pembuangan oli atau retak dibagian tabung suspensi depan.

Untuk menjaga shockbreaker sepeda motor dalam kondisi baik, tentunya harus dilakukan perawatan rutin. Dan berikut ini tips sederhana yang bisa dilakukan para pengendara, diantaranya.

1.  Rutin Dibersihkan

Kotoran yang menempel pada area kerja shockbreaker bisa membuat seal atau karet dan piston shockbreaker rusak. Kerusakan pada bagian ini bisa menyebabkan oli suspensi bocor. Dampak yang ditimbulkan akibat kebocoran oli akan mengurangi tingkat kenyamanan berkendara dan berpotensi menimbulkan terjadinya kecelakaan.

“Untuk beberapa model shockbreaker sudah dilengkapi dengan “Inner Cover” sehingga bisa mengurangi potensi kerusakan pada bagian seal dan piston shockbreaker,” katanya.

2.  Kurangi Kecepatan di Permukaan Jalan Tidak Rata

Ade mengatakan, “Disarankan untuk mengurangi kecepatan sepeda motor saat melintasi jalan yang tidak rata dan hindari jalan berlubang. Jika memang terpaksa harus melintasi jalan tersebut, berkendaralah dengan kecepatan rendah atau pelan.”

Melintasi jalan tidak rata atau rusak dalam kecepatan tinggi akan membuat beban kerja shockbreaker semakin berat dan membuatnya cepat rusak.

3.  Hindari Penggunaan Aksesoris Tak Resmi

Penggunaan aksesoris yang tak seharusnya dapat berdampak buruk bagi shockbreaker, seperti pemasangan adaptor atau peninggi. “Penambahan aksesoris tersebut akan berdampak pada fungsi collar yang tidak bekerja maksimal. Selain itu, shockbreaker akan mudah rusak dan membahayakan pengendara karena menimbulkan kecelakaan,” ujar Ade.

4. Hindari Membawa Beban Berlebih

Jangan paksakan motor membawa beban melebihi kapasitas yang dianjurkan pabrikan, karena akan membuat shockbreaker bekerja melebihi kapasitasnya.

Jika hal itu sering terjadi, bisa dipastikan komponen shockbreaker akan cepat aus sehingga kinerjanya akan menurun. Kemungkinan terparahnya adalah rod comp bengkok. Kalau itu terjadi, motor tidak akan nyaman untuk dikendarai.

5. Lakukan Penggantian Oli Secara Rutin

Jangan terpaku oleh tampilan shockbreaker yang terlihat bersih dan mulus. Karena di dalam shockbreaker terdapat oli yang berfungsi menyerap getaran kerja shockbreaker. Seiring usia pakai sepeda motor, volume dan kualitas oli shockbreaker akan berkurang dan akan membuat kinerjanya menjadi tidak maksimal.

“Karena itu, lakukan penggantian oli setidaknya setiap 20.000 km atau setiap 2 tahun sekali tergantung mana yang tercapai terlebih dahulu. Perlu diperhatikan, lakukan penggantian oli pada shockbreaker sesuai aturannya agar hasil dan kinerjanya seimbang,” ujar Ade.

Untuk melakukan perawatan secara bawa sepeda motor ke bengkel resmi Honda atau AHASS terdekat. Pemeriksaan berkala yang dilakukan oleh mekanik handal dan berpengalaman akan menjaga kondisi sepeda motor dan seluruh komponennya tetap dalam kondisi yang prima.